Sesuatu berharga untuk sang Idola
Inspired by Rezky Wiranti Dhike
Inspired by Rezky Wiranti Dhike
“Hallo ricky ! Apa kabar ! Cie nepatin janjinya buat handshake sama aku hehe...”
Suara Dhike, member JKT48 generasi pertama yang kini tergabung di tim J terdengar begitu merdui ditelinga Ricky. Ricky yang selama ini menjadi fans berat JKT48 terutama Rezky Wiranti Dhike. Sepanjang hidupnya masuk dalam dunia peridolan ini, hati Ricky hanya mentok di member JKT48 tim J tersebut. Ya, Dhike.
Saat itu sedang berlangsung event handshake yang biasa disebut event bersalaman dan berbicara beberapa detik bersama idola, yang biasa diadakan saat ada single terbaru dari JKT48. Pada saat itu sedang berlangsung event handshake single terbaru JKT48 “Flying Get”.
Ricky membeli banyak tiket handshake bersama sang oshi, Dhike. Walaupun sering menonton theater, namun Ricky tak ada hentinya ingin bertemu dengan sang idola tersebut, yang menjadi penyemangat hidupnya, dan menjadi satu-satunya alasan ia bisa terus tersenyum menjalani hari-harinya.
“Hehe iyaa dong, aku kan cowok sejati yang selalu menepati janji ku, haha...” balas Ricky sembari tangannya terus berpegangan dengan Dhike disuatu bilik.
“Haha iya percaya deh. Btw gimana sekolahnya ?” tanya Dhike.
“Sekolahku lancar kok, kamu kuliahnya gimana kak ? Lancar ? Oh iya, apa kabar nih ? Sampai lupa nanya kabarkan, hehe...” balas Ricky dan suasana handshake Ricky bersama Dhike pun menjadi semakin nyaman.
“Bagus deh. Kuliah sih lancar, cuman masih banyak tugas yang harus dikejar gitu. Kabar aku baik kok, kamu gimana kabarnya ?”
Semakin lama, suasana menjadi semakin nyaman. Tawa, canda semua terselimuti diperbincangan mereka berdua. Hingga akhirnya waktu yang sudah cukup harus menghentikan perbincangan sang idola tersebut bersama fans nya.
“Yaudah terima kasih ya Ricky sudah mau datang. Nanti jangan lupa nonton theater ya, kita ketemu lagi ya ! Tetap semangat buat sekolah dan semua hal yang kamu jalani. Ini ada surat dari aku, kamu baca pas dirumah aja ya, bye Ricky !” ucap Dhike di akhir sesi hanshake.
“Iyaaa, kamu juga semangat ya buat semua kegiatan di theater, tentunya dengan kuliah kamu. Hehe terima kasih juga selama ini sudah jadi alasan aku tersenyum, oh iya semangat ya buat konser di solo nya nanti !” balas Ricky mengambil surat dari Dhike lalu bergegas keluar dari bilik.
Sudah usai event handshake
saat itu, Ricky menuju pulang kerumah bersama temannya yang juga fans JKT48
dan ikut bersamanya dalam event handshake
saat itu yang diadakan dibalai kartini. Bersama Edwin, Ajun dan Azmi, Ricky
menginap dirumah Edwin karna pada saat itu juga sudah lartu malam.
“Gimana Ky handshake sama Dhike tadi ?” tanay Edwin.
“Asik lah, Dhike gak ada berhentinya senyum ke gua, bisa diabetes nih kalau liat senyumnya yang manis itu, haha. Dia juga ada ngasih gua surat tadi.” jawab Ricky dengan tawa dan membuka tasnya lalu mencoba mencari surat kecil dari Dhike yang ia dapat langsung dari Dhike saat event handshake tadi..
“Gue tadi HS sama Shanju juga asik, 10 detik terakhir gua tatap-tatapan sama dia. Habis itu gua mata gua gak ngedip 1 menit. Hah ! Serius Dhike ngasih lu surat ?!” sahut Ajun terkejut
“Haha ya intinya HS kali ini seru lah, kayak ada yang beda sama HS sebelumnya. Iya ni suratnya.” ucap Ricky.
“Gimana Ky handshake sama Dhike tadi ?” tanay Edwin.
“Asik lah, Dhike gak ada berhentinya senyum ke gua, bisa diabetes nih kalau liat senyumnya yang manis itu, haha. Dia juga ada ngasih gua surat tadi.” jawab Ricky dengan tawa dan membuka tasnya lalu mencoba mencari surat kecil dari Dhike yang ia dapat langsung dari Dhike saat event handshake tadi..
“Gue tadi HS sama Shanju juga asik, 10 detik terakhir gua tatap-tatapan sama dia. Habis itu gua mata gua gak ngedip 1 menit. Hah ! Serius Dhike ngasih lu surat ?!” sahut Ajun terkejut
“Haha ya intinya HS kali ini seru lah, kayak ada yang beda sama HS sebelumnya. Iya ni suratnya.” ucap Ricky.
“Dear Ricky...
Terima kasih sudah mau support aku dan JKT48 selama ini !
Tetap semangat ya untuk menjalani semua aktifitas kamu dan tetap support JKT48 pastinya !
Sampai ketemu di event-event selanjutnya...
Jangan bosan-bosan ya datang ke theater !
Oh iya awas loh ya kalau sampai oshihen !!! Hahaha !
Yaudah segini dulu surat yang bisa aku kasih ke kamu tetap tersenyum dan semangat RICKY !!!
From : Rezky Wiranti Dhike, Member JKT48 gen 1 team J.
To : Ricky...
To : Ricky...
“Ya itu isi suratnya...” ucap Ricky usai membaca surat dari Dhike untuk
dirinya.
“Gila skymen memang beda...” balas Ajun.
“Dah gua mau tidur, mau mimpi dinner bareng Dhike, hahaha !” sambung Ricky dan perbincangan malam itu tentang event handshake usai sudah.
“Gila skymen memang beda...” balas Ajun.
“Dah gua mau tidur, mau mimpi dinner bareng Dhike, hahaha !” sambung Ricky dan perbincangan malam itu tentang event handshake usai sudah.
Pagi hari tiba. Terik matahari membangun kan Ricky dan
yang lainnya. Kebetulan saat itu hari minggu, dan hari itu ada 2 show teater
setlist “Dareka no Tameni” tim J yang membuat Ricky berniat untuk menyaksikan
show teater hari itu.
“Eh hari ini ada DnT nih, nonton yuk ?” ajak Ricky
“DnT ya ? Yuk dah, ada Shanju juga...” balas Ajun.
“Tapi masa iya kita WL ?” tanya Edwin.
“Ya mau gimana lagi, pasti dapat lah...” sahut Azmi.
Akhirnya 4 sekawan ini bergegas menuju teater dan menyaksikan show 1 theater setlist Dareka no Tameni tim J. Bersiap menuju theater dengan perjalanan yang tak jauh, mereka sampai dimall Fx sudirman dan langsung menuju lantai 4 dimana theater JKT48 berada.
Setelah WL sekian lama, akhirnya mereka ber’4 mendapatkan tiket dan harus kembali mengantri bingo hingga selesai. Proses yang cukup lama, akhirnya mereka bersiap masuk ke theater.
Menikmati show yang begitu asik tatapan Ricky terus tertuju pada 1 member yang sangat ia dambakan, ya Dhike. Tak tau apa yang selalu membuat Ricky tersenyum malu saat melihat Dhike, apalagi saat sang idola menari dengan anggun disebuah panggung.
Usai show theater, mereka bersiap untuk sesi hi-touch...
“Terima kasih Ricky sudah mau datang ! Suratnya sudah dibaca belum ?” ucap Dhike saat berhadapan dengan Ricky.
“Sudah kok, hehe makasih ya. Kalau bisa ketemu dikafe lantai 6 ya, mau ngomong something nih hehe...” balas Ricky tersenyum dan Dhike hanya tersenyum.
Usai show 1 dan Ricky juga teman-temannya sudah keluar dari theater...
“Lu pade tunggu dibawah aja ya, gua mau ke atas bentar, mau ketemuan sama teman gua...” ucap Ricky.
“Oh iyaudah ky...” balas Edwin.
Akhirnya Ricky menuju lantai 6 dan bergegas menunggu Dhike karna ada suatu hal yang ia ingin bicarakan. Menungu tak beberapa lama, teguran seorang wanita yang tak asing ditelinga Ricky mengagetkan dirinya, ya suara Dhike.
“Hay Ricky...” sahut Dhike.
“Eh udah disini aja...” balas Ricky.
“Mau ngomong apa ?” tanya Dhike dengan senyuman.
“Hm gini, apa yang selama ini aku berika ke kamu itu berharga ? Maaf kemarin aku gak omongin pas event HS...” ucap Ricky.
“Semua yang kamu dan fans lainnya berikan itu berharga kok...” balas Dhike tersenyum.
“Emang kenapa ?” sambung Dhike.
“Aku takut aja, kalau aku kasih baju atau sepatu, entar pasti kekecilan. Kalau kasih bunga, pasti nanti layu, dan kalau aku kasih buku juga kalau udah bosan entar gak dibaca lagi. Aku pingin ngasih kamu sesuatu yang berharga cuman aku bingung...” terang Ricky.
“Kamu kasih support yang tulus aja sudah cukup kok. Hm oh iya kenapa kamu gak balas surat yang kemarin ? Haha” canda Dhike.
“Untuk surat, aku balas nanti deh. Tapi pasti aku balas kok, yaudah itu aja yang mau aku tanyakan hehe...” ujar Ricky.
“Jangan khawatir, apapun itu aku terima kok. Intinya tetap support aja itu udah berharga banget buat aku...” balas lagi Dhike dengan terus tersenyum.
Ricky berbalik arah menuju lantai dasar untuk menghampiri teman-temannya. Sampai disana nampak teman-temannya sudah lama menunggu, dan masih bertanya-tanya keperluan Ricky menuju lantai 6 tadi tanpa mereka.
“Ngapain lu ke lantai 6 ?” tanya Edwin.
“Ketemuan sama Dhike...” balas Ricky.
“Hah?! Eh jangan ngayal siang-siang gini...” sahut Ajun.
“Ngapain gua bohong, ada seseuatu yang gue tanyakan ke dia tadi...” balas Ricky lagi.
“Tentang apa ?” ucap Ajun bingung.
“Gift. Gua nanya, apa semua pemberian gua selama ini berharga. Gua takut aja kalau enggak...” jawab Ricky merundukkan kepalanya.
“Semua yang fans nya beri kemereka itu berharga lah, lu gak perlu khawatir, mereka pasti menghargai semua pemberian fansnya...” ucap Edwin.
“Lu semua pegang janji gua ya, kalau suatu hari nanti, gua bakal ngasih sesuatu yang sangat berharga untuk Dhike !” tegas Ricky dan teman-temannya hanya tersenyum membalasnya.
“Eh hari ini ada DnT nih, nonton yuk ?” ajak Ricky
“DnT ya ? Yuk dah, ada Shanju juga...” balas Ajun.
“Tapi masa iya kita WL ?” tanya Edwin.
“Ya mau gimana lagi, pasti dapat lah...” sahut Azmi.
Akhirnya 4 sekawan ini bergegas menuju teater dan menyaksikan show 1 theater setlist Dareka no Tameni tim J. Bersiap menuju theater dengan perjalanan yang tak jauh, mereka sampai dimall Fx sudirman dan langsung menuju lantai 4 dimana theater JKT48 berada.
Setelah WL sekian lama, akhirnya mereka ber’4 mendapatkan tiket dan harus kembali mengantri bingo hingga selesai. Proses yang cukup lama, akhirnya mereka bersiap masuk ke theater.
Menikmati show yang begitu asik tatapan Ricky terus tertuju pada 1 member yang sangat ia dambakan, ya Dhike. Tak tau apa yang selalu membuat Ricky tersenyum malu saat melihat Dhike, apalagi saat sang idola menari dengan anggun disebuah panggung.
Usai show theater, mereka bersiap untuk sesi hi-touch...
“Terima kasih Ricky sudah mau datang ! Suratnya sudah dibaca belum ?” ucap Dhike saat berhadapan dengan Ricky.
“Sudah kok, hehe makasih ya. Kalau bisa ketemu dikafe lantai 6 ya, mau ngomong something nih hehe...” balas Ricky tersenyum dan Dhike hanya tersenyum.
Usai show 1 dan Ricky juga teman-temannya sudah keluar dari theater...
“Lu pade tunggu dibawah aja ya, gua mau ke atas bentar, mau ketemuan sama teman gua...” ucap Ricky.
“Oh iyaudah ky...” balas Edwin.
Akhirnya Ricky menuju lantai 6 dan bergegas menunggu Dhike karna ada suatu hal yang ia ingin bicarakan. Menungu tak beberapa lama, teguran seorang wanita yang tak asing ditelinga Ricky mengagetkan dirinya, ya suara Dhike.
“Hay Ricky...” sahut Dhike.
“Eh udah disini aja...” balas Ricky.
“Mau ngomong apa ?” tanya Dhike dengan senyuman.
“Hm gini, apa yang selama ini aku berika ke kamu itu berharga ? Maaf kemarin aku gak omongin pas event HS...” ucap Ricky.
“Semua yang kamu dan fans lainnya berikan itu berharga kok...” balas Dhike tersenyum.
“Emang kenapa ?” sambung Dhike.
“Aku takut aja, kalau aku kasih baju atau sepatu, entar pasti kekecilan. Kalau kasih bunga, pasti nanti layu, dan kalau aku kasih buku juga kalau udah bosan entar gak dibaca lagi. Aku pingin ngasih kamu sesuatu yang berharga cuman aku bingung...” terang Ricky.
“Kamu kasih support yang tulus aja sudah cukup kok. Hm oh iya kenapa kamu gak balas surat yang kemarin ? Haha” canda Dhike.
“Untuk surat, aku balas nanti deh. Tapi pasti aku balas kok, yaudah itu aja yang mau aku tanyakan hehe...” ujar Ricky.
“Jangan khawatir, apapun itu aku terima kok. Intinya tetap support aja itu udah berharga banget buat aku...” balas lagi Dhike dengan terus tersenyum.
Ricky berbalik arah menuju lantai dasar untuk menghampiri teman-temannya. Sampai disana nampak teman-temannya sudah lama menunggu, dan masih bertanya-tanya keperluan Ricky menuju lantai 6 tadi tanpa mereka.
“Ngapain lu ke lantai 6 ?” tanya Edwin.
“Ketemuan sama Dhike...” balas Ricky.
“Hah?! Eh jangan ngayal siang-siang gini...” sahut Ajun.
“Ngapain gua bohong, ada seseuatu yang gue tanyakan ke dia tadi...” balas Ricky lagi.
“Tentang apa ?” ucap Ajun bingung.
“Gift. Gua nanya, apa semua pemberian gua selama ini berharga. Gua takut aja kalau enggak...” jawab Ricky merundukkan kepalanya.
“Semua yang fans nya beri kemereka itu berharga lah, lu gak perlu khawatir, mereka pasti menghargai semua pemberian fansnya...” ucap Edwin.
“Lu semua pegang janji gua ya, kalau suatu hari nanti, gua bakal ngasih sesuatu yang sangat berharga untuk Dhike !” tegas Ricky dan teman-temannya hanya tersenyum membalasnya.
4 Hari kemudian.
Kemarin member JKT48 all member mengadakan konser di solo. Ricky mendapatkan kabar bahwa Dhike masuk rumah sakit karna terlalu lelah sehingga membuat Dhike pingsan seusai konser.
Dengan sigap ditemani oleh teman-temannya menuju rumah sakit tempat dimana Dhike dirawat. Ia paham akan golden rules, jadi mereka hanya menunggu didepan rumah sakit seraya menunggu ada member JKT48 yang melintas dihadapan mereka.
Tak lama kemudian Melody dan Frieska datang ke rumah sakit. Dari jauh Ricky dan yang lainnya sudah melihat 2 member bersaudari itu. Saat Melody dan Frieska melintas dihadapan mereka, Ricky pun langsung menegur 2 member itu...
“Kak Melody...” tegur Ricky.
“Eh iya ada apa ya ? Kamu yang oshi Dhike itu ya ?” tanya Melody.
“Iyaa kak. Boleh tanya Dhike sakit apa ?”
“Dhike cuman kelelahan. Kamu juga bantu doa ya biar dia cepat sembuh, kan oshi kamu tuh, hehe...” canda Melody.
Perasaan Ricky mulai lega. Melody dan Frieska pun meninggalkan mereka didepan rumah sakit. Ricky meminta Edwin untuk masuk kedalam rumah sakit untuk mencari informasi tentang keadaan Dhike sekarang. Hingga akhirnya Edwin dengan diam-diam masuk kedalam rumah sakit.
Tak berapa lama kemudian Edwin berbalik, namun dengan raut wajah yang berbeda. Raut wajah yang menunjukkan seperti mendengar kabar yang tidak baik. Saat sampai dihadapan teman-temannya, Edwin hanya duduk lalu terdiam.
“Kenapa, Win ?” tanya Ricky.
“Doa aja gak cukup untuk bisa buat Dhike sembuh...” ucap Edwin dengan nada kecewa.
“Maksud lu apa, Win ?” tanya Ricky khawatir.
Edwin sedikit mengambil nafas dan mulai berbicara tentang semua hal yang baru-baru saja ia lihat didalam. Sebuah hal yang menunjukkan perkembangan kondisi Dhike dirumah sakit.
“Jantung Dhike melemah. Dia perlu cangkok jantung...” ujar Edwin dan kini membuat Ricky hanya mampu terdiam.
“Lu...lu gak becanda kan, Win...” balas Ricky meyakinkan bahwa memang hal itu yang Edwin dengan didalam.
“Gua gak bohong, itu memang kenyataannya, Ric...”
“Kalian pernah dengar kan, kalau gua bakal ngasih sesuatu yang berharga untuk Dhike. Dhike juga kemarin pas theater bilang kapan aku balas surat dia. Dan sekarang saatnya, aku harus balas surat itu dan menepati janji ku untuk berikan sesuatu berharga untuk Dhike...” gumam Ricky pada teman-temannya.
“Maksud lu apaan ?” tanya Ajun.
“Gua yang bakal cangkok kan jantung gua buat Dhike...” balas Ricky. Dan kini air matanya mulai menetes.
“Ric, lu jangan becanda. Ini masalah nyawa wey ! Lu gak bisa segampang ini ngasih jantung lu !” tegur Edwin.
“Gua tanya ke kalian. Kalau aja ada seseorang yang selama ini buat kalian bahagia, tersenyum dan menjadi satu-satunya semangat dalam hidup kalian itu sekarat bahkan hampir meninggal, apa yang kalian lakukan ? Dhike sudah banyak bawa perubahan dalam hidup gua, dia juga sudah banyak bawa warna dalam hidup gua. Orang tua udah meninggal semua, mungkin aku harus nyusul mereka. Tapi aku yakin, mereka pasti bangga sama gua...” ucap Ricky yang membuat air matanya tak terbendung lagi untuk menetes.
“Ric...ric tapi...”
“Udah gak ada tapi-tapian, temani gua kedalam...” sambung Ricky.
“Lu harus mikirin ini matang-matang Ric, gak secepat ini !” sahut Edwin.
“Gua udah mikirin ini matang-matang Win, ya ini keputusan gua !” balas Ricky dan langsung masuk kedalam rumah sakit diiringi teman-temannya.
Ricky dan teman-temannya menuju tempat dimana Dhike dirawat. Dari luar air mata Ricky kembali menetes saat melihat Dhike terbaring lemas tak berdaya dalam kasurnya. Melody yang melihat Ricky berada diluar langsung menghampiri Ricky.
“Ada apa lagi, ya ?” tanya Melody dengan matanya yang bengkak mungkin karna terlalu banyak mengeluarkan air mata.
“Apa Dhike harus melakukan cangkok jantung, kak ?” tanya balik Ricky dengan tetesan air matanya.
“Iyaaa...” balas singkat Melody dan air matanya kembali menetes.
“Aku yang bakal cangkok kan jantung aku, kak...” ucap Ricky merunduk dalam kesedihannya.
“Hah ?! Jangan. Kamu gak bisa gitu...” tegur Melody.
“Aku bisa kak. Dhike seseorang yang selama ini buat aku bahagia, tersenyum dan menjadi satu-satunya semangat dalam hidup aku kak. itu Dhike sudah banyak bawa perubahan dalam hidup ku, bahkan dia juga sudah banyak bawa warna dalam hidup aku kak. Jadi tolong jangan larang aku untuk melakukan hal ini...” sambung Ricky.
“Tapi...”
“Percaya sama saya kak, saya ikhlas...demi Dhike...” tambah Ricky.
Melody tak mampu lagi menahan Ricky untuk mencangkokkan jantungnya untuk Dhike. Melody mengajak Ricky masuk dan berbicara dengan manager JKT48 untuk masalah cangkok jantung buat Dhike.
Setelah berbicara cukup lama, akhirnya Ricky bersiap untuk melakukan oprasi cangkok jantung untuk seseorang yang teramat ia cintai, Dhike...
“Gua udah nepatin janji gua kan, buat ngasih sesuatu berharga untuk Dhike...” ucap Ricky pada teman-temannya.
Teman-temannya hanya mengangguk dan tak kuasa menahan air mata karna sebentar lagi akan kehilangan salah satu sahabat terbaiknya.
“Ric, sebenarnya lu gak perlu ngelakuin hal ini...” ucap Edwin memegang bahu Ricky sambil menangis, dan Ricky hanya membalasnya dengan senyuman.
“Udah gak apa. Jaga diri kalian ya, dan terpenting tolong, jagain Dhike juga buat gua. Gua bangga sama kalian...” balas Ricky walau dengan tetesan air mata namun tetap tersenyum dan memeluk dengan erat sahabat-sahabatnya.
Ricky menghampiri kamar dimana Dhike dirawat. Sesetlah menulis surat, surat itu ia letakkan disamping tangan Dhike dan berharap kelak jika dia terbangun, dia dapat membaca surat balasan dari Ricky yang sebelumnya ia harapkan. Sebuah surat balasan yang menjadi surat terakhir dari Ricky untuk dirinya.
Ricky berdiri disamping Dhike. Member JKT48 yang lain hanya mampu menangis kala suasana sangat mengharukan.
“Hay Dhike...aku pamit pergi dulu ya, terima kasih untuk waktunya selama ini. terima kasih sudah menjadi idola yang baik. Maaf kalau selama ini belum bis ajadi fans yang baik untuk kamu. Yaudah aku pergi dulu ya, ku tunggu disurga indah, kelak suatu saat nanti...” ucap Ricky lalu disertai tangis keras.
Member JKT48 yang berada dalam ruangan Dhike dirawat pun tak kuasa menahan tangis saat melihat Ricky berbicara yang terakhir kalinya pada Dhike yang masih terbaring tak berdaya.
“Tolong jagain Dhike ya...” ucap Ricky pada member JKT48 dan keluarga Dhike yang ada diruangan Dhike.
Ricky memasuki ruang oprasi...
“Ya Allah lancarkan oprasi ini. Demi seseorang yang teramat aku cintai. Katakan padanya kelak jika ia terbangun, bahwa aku akan tetap menjaganya dari kejauhan...”
Beberapa jam oprasi berjalan lancar. Dhike kini sudah terbangun dan melihat banyak teman-teman dan keluarganya berkumpul, dan juga Edwin, Ajun dan Azmi. Member JKT48 dan keluarganya pun memeluknya. Namun ia terkejut saat melihat sebuah surat yang ada disebelahnya.
“Ini surat apa ?” tanya Dhike.
Member JKT48 dan keluarganya langsung terdiam. Muncul teka-teki dibenaknya saat melihat sebuah kertas putih yang kini ada digenggamannya. Dibaliknya surat itu lalu ia menemukan sebuah tulisan yang bertuliskan...
“Dari Ricky...
Untuk Dhike...”
Untuk Dhike...”
Kini Dhike paham dari siapa surat itu. Ya, dari seorang
fansnya yang sudah sangat ia kenali. Namun benaknya kembali menimbulkan
pertanyaan, mengapa Ricky hanya mengirimkan sebuah surat dan tidak hadir
dirumah sakit, sedangkan teman-temannya ada disekeliling Dhike.
“Ricky mana ?” tanya Dhike.
“Ricky...Hm coba kamu baca surat itu dulu deh...” balas Edwin.
Dhike langsung membuka isi surat itu,
“Ricky mana ?” tanya Dhike.
“Ricky...Hm coba kamu baca surat itu dulu deh...” balas Edwin.
Dhike langsung membuka isi surat itu,
“Dear Dhike...
Gimana sekarang kondisi kamu ? Sudah baikan ? Maaf aku pergi tanpa sepengetahuanmu. Dulu kamu bilang ingin aku membalas suratmu kan ? Sekarang aku tepatin janji ku untuk membalas surat dari mu dulu...
Dhike...
Aku bangga punya idola seperti dirimu. Idola yang selalu ceria, semangat dan selalu tersenyum. Kamu sudah jadi idola yang terbaik buat aku dan fans-fans kamu. Maafkan aku juga kalau belum bisa jadi fans yang baik buat kamu...
Dhike...
Aku takut saat apa yang aku berikan ke kamu selama ini itu gak terlalu berharga, sebab itulah aku menanyakan hal tersebut, apa selama ini semua yang ku berikan berharga ? Aku bertekad ingin memberikan mu sebuah hal yang sangat berharga ke kamu, dan sekarang aku menyanggupinya...
Dhike...
Maaf aku gak bisa hadir sekarang, disaat kamu sudah dapat terbangun kembali dengan sehat. Aku gak bisa karna aku harus pergi. Kamu nggap perlu susah payah cari aku dimana. Karna kini, aku berdetak dijantungmu, disitulah aku sekarang...
Kamu jaga diri kamu baik-baik ya, tetap semangat dalam aktifitas kamu dan tetap tersenyum dan mensyukuri apa yang kamu dapatkan. Semangat kuliah dan theater JKT48, tetap hibur semua fans kamu ya. Maaf aku gak bisa jagain kamu lagi sekarang. Tapi aku akan jaga kamu dari kejauhan, dan sekali lagi maaf jika aku belum bisa jadi yang terbaik untuk kamu. Melihatmu terbaring lemas itu membuat hatiku tak berdaya, jadi aku harus mencangkokkan jantungku untukmu, biar kamu bisa tetap hidup...
Ku tunggu kamu disurga indah ya...aku mencintaimu walau hanya sebatas fans dan idola...
Selamat tinggal...Dhike...”
Gimana sekarang kondisi kamu ? Sudah baikan ? Maaf aku pergi tanpa sepengetahuanmu. Dulu kamu bilang ingin aku membalas suratmu kan ? Sekarang aku tepatin janji ku untuk membalas surat dari mu dulu...
Dhike...
Aku bangga punya idola seperti dirimu. Idola yang selalu ceria, semangat dan selalu tersenyum. Kamu sudah jadi idola yang terbaik buat aku dan fans-fans kamu. Maafkan aku juga kalau belum bisa jadi fans yang baik buat kamu...
Dhike...
Aku takut saat apa yang aku berikan ke kamu selama ini itu gak terlalu berharga, sebab itulah aku menanyakan hal tersebut, apa selama ini semua yang ku berikan berharga ? Aku bertekad ingin memberikan mu sebuah hal yang sangat berharga ke kamu, dan sekarang aku menyanggupinya...
Dhike...
Maaf aku gak bisa hadir sekarang, disaat kamu sudah dapat terbangun kembali dengan sehat. Aku gak bisa karna aku harus pergi. Kamu nggap perlu susah payah cari aku dimana. Karna kini, aku berdetak dijantungmu, disitulah aku sekarang...
Kamu jaga diri kamu baik-baik ya, tetap semangat dalam aktifitas kamu dan tetap tersenyum dan mensyukuri apa yang kamu dapatkan. Semangat kuliah dan theater JKT48, tetap hibur semua fans kamu ya. Maaf aku gak bisa jagain kamu lagi sekarang. Tapi aku akan jaga kamu dari kejauhan, dan sekali lagi maaf jika aku belum bisa jadi yang terbaik untuk kamu. Melihatmu terbaring lemas itu membuat hatiku tak berdaya, jadi aku harus mencangkokkan jantungku untukmu, biar kamu bisa tetap hidup...
Ku tunggu kamu disurga indah ya...aku mencintaimu walau hanya sebatas fans dan idola...
Selamat tinggal...Dhike...”
Dhike hanya mampu menangis tak kuasa bahwa sebenarnya
Ricky mencangkokkan jantungnya untuk dirinya. Dhike hanya mampu menyesal dan
terus menangis dalam kesedihannya. Teman-temannya mencoba menenangkan Dhike.
Ia sadar bahwa kini Ricky sudah tiada, namun ia juga sadar bahwa Ricky memintanya untuk terus semangat dalam menjalani hari-harinya kedepan dan terus tersenyum agar Ricky tak sedih dialam sana.
Keesokan harinya, Dhike, member JKT48 dan sahabat-sahabat Ricky mengantarkan Ricky ketempat peristirahatan terakhirnya. Kembali air mata harus mewarnai pemakaman Ricky. Saat usai, Dhike memeluk batu nisa Ricky seraya berkata,
“Kamu tenang disana ya Ricky, aku akan tetap semangat dalam hal apapun dan akan terus tersenyum untuk kamu. Aku yakin Tuhan pasti akan mempertemukan kita berdua disurga nanti. Tapi tolong, tetap jaga aku dari kejauhan disana, karna aku ingin kamu terus ada didekat ku...”
Ia sadar bahwa kini Ricky sudah tiada, namun ia juga sadar bahwa Ricky memintanya untuk terus semangat dalam menjalani hari-harinya kedepan dan terus tersenyum agar Ricky tak sedih dialam sana.
Keesokan harinya, Dhike, member JKT48 dan sahabat-sahabat Ricky mengantarkan Ricky ketempat peristirahatan terakhirnya. Kembali air mata harus mewarnai pemakaman Ricky. Saat usai, Dhike memeluk batu nisa Ricky seraya berkata,
“Kamu tenang disana ya Ricky, aku akan tetap semangat dalam hal apapun dan akan terus tersenyum untuk kamu. Aku yakin Tuhan pasti akan mempertemukan kita berdua disurga nanti. Tapi tolong, tetap jaga aku dari kejauhan disana, karna aku ingin kamu terus ada didekat ku...”
Tamat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar